Mungkondo berasal dari bahasa jawa yang artinya "hanya berkata". Kita hanya berkata apa adanya sesuai isi hati kami..

Selamat datang kepada panitia ANT Blog Competition dan seluruh pengunjung Mungkondo.blog..

Monday, May 23, 2011

Remaja Sebagai Korban Globalisasi

Kita tahu bahwasanya globalisasi telah menyebar dengan sangat pesat akibat adanya media massa yang sangat mudah untuk ditemukan. Sehingga siapapun dapat mendapatkan informasi secara mudah. Dari informasi atau berita tentang  ekonomi, poliik, olahraga, pendidikan, bahkan sampai gaya hidup pun ada dalam media massa. Baik itu cetak ataupun elektronik. Dan bagi remaja, yang paling berpengaruh adalah di bidang gaya hidup atau lifestyle. Seorang remaja umumnya selalu mengikuti trend yang sedang banyak digunakan di luar negeri. Khususnya trend yang sedang banyak digunakan di negara adikuasa seperti Amerika Serikat dan negara - negara barat.

Dampak dari peniruan para remaja tadi membuat mereka lebih senang mengikuti trend yang sedang berjalan daripada mengikuti budaya - budaya Bangsa Indonesia. Dan hal itu membuat rasa nasionalisme atau cinta tanah air mereka menurun. Karena mereka bangga dengan budaya luar dan meninggalkan budaya lokal yang seharusnya mereka bangga. Jika para remaja telah meninggalkan trend - trend lokal dan beralih ke budaya barat, maka tak akan ada lagi yang melestarikan budaya- budaya lokal dan lama - kelamaan budaya itu akan punah seiring derasnya arus globalisasi yang melanda. Sebagai contoh di bidang pakaian. Remaja masa kini cenderung lebih bangga menggunakan celana jeans daripada menggunakan baju- baju daerah yang telah ada sejak dulu. Padahal kita tahu sebenarnya celana jeans adalah celana yang dipakai oleh para penambang di Amerika. Ironisnya lagi, sebagian besar remaja lebih bangga menggunakan pakaian dengan label luar negeri seperti "volcomm", vans", "adio", dan sebagainya. Padahalbisa saja pakaian itu produk lokal yang hanya diberi label asing.

Dampak lain dari globalisasi bagi remaja adalah meningkatnya konsumsi di masyarakat secara pesat. Hal ini di sebabkan mode atau model yang mereka anut selalu berubah. Sehingga mereka membeli sesuatu berdasarkan trend yang sedang berjalan. Dan ketika mode atau trend tadi sudah tidak populer, maka mereka meninggalkannya dan menggantikan dengan yang sedang berlaku. Dan begitulah seterusnya. Yang sangat memprihatinkan lagi yaitu remaja - remaja yang berasal dari keluarga kurang mampu juga ikut- ikutan. Mereka tak menyadari jika orang tuanya harus banting tulang hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Dan remaja tadi meminta di belikan sesuatu sesuai dengan trend yang ada hanya untuk mendapat predkat "keren" dan tidak di hina sebagai orang yang "jadul" atau ketinggalan jaman. Bahkan jika seorang remaja sudah begitu fanatik tentang mode, trend, atau buadaya, ia rela mencuri uang orang tuanya hanya untuk mengikuti trend. Betapa ironisnya para remaja masa kini.

Memang sangat banyak godaan remaja masa kini yang hidup di era globalisasi yang tengah melanda. Sebagai remaja, kita harus bisa untuk menjaga diri agar tidak terjerumus dalam jurang kebodohan dan konsumtif yang sangat tinggi. Kita harus bisa memilih budaya - budaya yang sesuai dengan budaya kita. Tidak hanya mengikuti tanpa tahu apa sebenarnya yang di ikuti. Kita juga harus sadar di mana posisi orang tua. Jika memang orang tua kita adalah warga yang tak mempunyai harta melimpah, maka kita tak perlu mengikui budaya hendonisme yang ada. Jadilah diri sendiri agar mempunyai sebuah identitas yang membuat kita berbeda dari yang lain.

Source gambar : 

No comments:

Post a Comment

Translation

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google